Antara Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI), Sarundajang dan Laut

Pada pertengahan bulan Maret, AIPI (Asosiasi Ilmu Politik Indonesia) bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara menyelenggarakan seminar nasional dengan tema “Mengelola Potensi Kelautan Demi Masa Depan: Menyongsong World Ocean Conference (WOC)”. Seminar ini merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh AIPI sebagai bentuk tanggung jawab AIPI terhadap isu yang sedang marak dibicarakan di dunia internasional mengenai dampak pemanasan global terhadap lingkungan. Sebagai sebuah organisasi yang sebagian beranggotakan para peneliti Pusat Penelitian Politik LIPI dan ilmuwan politik maupun para praktisi di seluruh Indonesia, kegiatan ini dipandang perlu untuk dilaksanakan terkait dengan akan diselenggarakannya WOC di Manado pada tanggal 11-14 Mei 2009.



WOC merupakan kegiatan yang diinspirasi oleh Gubernur Sulawesi Utara SH Sarundajang yang sekaligus merupakan Ketua Umum Pengurus Pusat AIPI. SH Sarundajang berpendapat bahwa sebagai sebuah organisasi yang memiliki tradisi keilmuan, AIPI menyelenggarakan kegiatan ini sebagai pintu awal menjaring berbagai pikiran dan gagasan briliant tentang kehidupan kelautan di Indonesia yang nantinya akan dibawa sebagai bahan diskusi lebih lanjut dalam pertemuan 11-14 Mei 2009.

Seminar dibuka pada malam sebelumnya tanggal 12 Maret 2009 dengan agenda pengukuhan pengurus AIPI cabang Manado oleh Ketua Umum Pengurus Pusat AIPI SH Sarundajang yang dirangkai dengan pelucuran buku “Sarundajang dibalik WOC”. Buku karangan seorang jurnalis, Michael F Umbas ini bercerita tentang kiprah SH Sarundajang dibalik penyelenggaraan WOC di Manado 11-14 Mei 2009 serta tujuan yang melatarbelakangi diselenggarakannya WOC.

Sebagai Provinsi kepulauan, Sulawesi Utara memiliki letak yang strategis karena berada dalam sumbu ekonomi pasifik dan berbatasan dengan Negara Filipina. Selain sebagai ajang memperkenalkan potensi pariwisata Provinsi Sulawesi Utara kepada dunia internasional, WOC dipandang perlu diselenggarakan sebagai wahana untuk menyadarkan kepada negara-negara di dunia terutama yang memiliki potensi kelautan tentang pentingnya laut dan coral sebagai alternatif menarik kelebihan CO2 (Karbondioksida) sebagai penyebab utama terjadinya pemanasan global.

Pada hari kedua tanggal 13 Maret 2009, Seminar Nasional “Mengelola Potensi Kelautan Demi Masa Depan: Menyongsong World Ocean Conference (WOC)” dibuka oleh keynote speaker perwakilan dari Departemen Kelautan dan Perikanan, Prof. Ir. Widi Agoes Pratikto, M.Sc, Ph.D (Sekretaris Jenderal DKP Republik Indonesia). Seminar yang sedianya dijadwalkan dibagi ke dalam 4 (empat) sesi kemudian berubah menjadi 5 (lima) sesi karena respon yang cukup positif dari berbagai pihak mengenai tema seminar kali ini. Sesi pertama seminar dibuka oleh Dra. Masmellyarti Hilman, Msc, Deputi Bidang Peningkatan Konservasi Sumber Daya Alam dan Pengendalian Kerusakan Kementrian Lingkungan Hidup. Pembicara ini menawarkan Pembangunan Maritim Negara Kepulauan Menuju Green Economy dan Rendah Emisi.

Sesi selanjutnya mengangkat topik mengenai masalah pengelolaan pembangunan berbasis kelautan. Sesi ini menampilkan empat pembicara yaitu Prof. Dr. Martani Huseini, Prof. Dr. Ir. Budimawan, DEA, Prof. Dr. Indroyono Soesilo, APU dan Dr. Arif Satria dengan moderator Stefanus Sampe, S.Sos., MpubPol. Sesi ketiga mengangkat ekosistem dan pemanasan global. Sesi ini dipandu oleh Dra. Trielke Tulung dengan menghadirkan dua pembicara Prof. Dr.rer.nat. Ir. Abraham S Khouw, MPhil dan Prof. Dr. Wahyoe Soepri Hantoro.

Sesi yang tidak kalah menarik dari sesi sebelumnya adalah sesi mengenai wawasan nusantara, hukum laut internasional dan masalah keamanan maritim. Dengan dipandu oleh wartawan senior Kompas Dr. Ninok Leksono, sesi ini menghadirkan paparan tiga orang pembicara yaitu Dr. Makmur Keliat, Laksamana (Purn) F.X. Eddy Santosa, S.Ip dan Drs. Syamsumar Dam, APU.

Seminar ditutup dengan sesi yang mengangkat mengenai Ekonomi Maritim Negara Kepulauan. Dengan dimoderatori oleh Dra. Fee Sondakh sesi ini menghadirkan dua pembicara yaitu Prof. Dr. A.B. Lapian dan Dr. Aviliani. Seminar ini dikatakan cukup berhasil dilihat dari antusiasme para hadirin yang tetap memadati acara hingga seminar berakhir pada pukul. 17.30. (Septi Satriani)


Sumber: LIPI.

No comments:

Post a Comment

Silahkan meninggalkan komentar apapun. Terimakasih.