Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mengatakan menghadapi Pemilu yang akan datang perlu adanya koalisi strategis parpol Islam dan parpol berbasis massa Islam. Halini dimaksudkan agar representasi politik Islam tetap berlanjut dan marwah politik Islam tetap terjaga. Menurut DS, yang juga guru besar politik Islam UIN, kekuatan politik Islam yang tersebar di banyak parpol hendaklah tidak menjadi faktor kelemahan, tapi kekuatan umat Islam pada ranah politik.
Banyaknya parpol Islam selain potensial memecah belah umat Islam, juga dapat membawa kekalahan politik. Apalagi selama ini perolehan suara parpol Islam dan parpol berbasis massa Islam pada beberapa Pemilu cenderung konstan di bawah 40%; kalau pun ada parpol yang memperoleh tambahan suara adalah karena mengambil suara saudaranya sendiri dari parpol Islam lain.
Menghadapi kenyataan itu, lanjut Din, perlu diciptakan "simpul lingkaran-lingkaran" yang membuat ikatan kuat, khususnya pada persoalan strategis seperti masalah-masalah kebangsaan dan pemilihan presiden atau wapres.
Kalau hal ini tidak dilakukan maka kekuatan politik Islam akan melemah dan parpol-parpol Islam hanya menjadi pelengkap penyerta dari arus kekuatan politik lain. Koalisi strategis ini menjadi mendesak menghadapi pilpres, karena idealnya parpol Islam dan parpol berbasis massa Islam idealnya tampil dengan calon tunggal untuk capres dan atau cawapres.
Koalisi strategis ini akan berfungsi sebagai poros tengah baru terhadap dua kekuatan yaitu incumbent dan oposisi. Poros Tengah baru ini selain akan membawa soliditas suara pemilih Muslim juga dapat menjaring dukungan pemilih lain khususnya "swing voters" (pemilih yang belum menentukan pilihanmya) yang jumlahnya ditaksir sangat besat.
Oleh: Din Syamsuddin.
Sumber: Din Syamsuddin.
No comments:
Post a Comment
Silahkan meninggalkan komentar apapun. Terimakasih.