Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi menyatakan, NU tidak steril dari politik dan tidak ada aturan dalam NU yang menyatakan NU harus steril dari politik.
"Yang benar adalah NU mengatur tatacara berpolitik. Seluruh wilayah dan cabang NU se-Indonesia sudah sangat paham masalah ini," kata Hasyim di Jakarta, Kamis.
Oleh karena itu, kata Hasyim, jika ada kandidat ketua umum PBNU dalam muktamar mendatang yang mengusung isu mensterilkan NU dari politik justru akan kontraproduktif.
Menurut Hasyim, menjelang muktamar NU di Makassar, Maret 2010, ada dua isu utama yang masuk ke warga NU, yaitu deparpolisasi dan deideologisasi politik.
"Deparpolisasi maksudnya jangan sampai NU punya parpol sendiri karena parpol lain berkepentingan mengambil warga NU," katanya.
Sedangkan deideologisasi politik, lanjut Hasyim, dimaksudkan agar agama, khususnya Islam, jangan sampai mempunyai akses resmi dalam politik kenegaraan.
Karena itu, katanya, belakangan ini banyak yang menggugat keberadaan Departemen Agama, Majelis Ulama Indonesia, kompilasi hukum Islam, dan lainnya.
"Hal ini hakekatnya adalah sekularisasi melalui liberalisasi agama yang seringkali menggunakan khittah NU sebagai pembenaran. PBNU yang akan datang perlu mencermati hal-hal tersebut," katanya.
Menghadapi berbagai tantangan NU ke depan, Hasyim berharap penggantinya nanti merupakan sosok yang berkarakter, mampu menjaga kemandirian NU, dan beramal kongkrit terhadap umat.
Sumber: Antara.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Silahkan meninggalkan komentar apapun. Terimakasih.