Korupsi dan Ahmadiyah, Pekerjaan Rumah Demokrasi Indonesia

Indonesia termasuk di antara negara-negara di dunia yang telah melaksanakan sistem demokrasi dan berhasil mengadakan dua pemilihan umum yang memungkinkan rakyat memberika suara sesuai dengan aspirasi mereka, kata Prof. Dr. Alfred Stepan dari Columbia University di Jakarta, tadi malam.

"Kita menyaksikan Indonesia telah berhasil menyelenggarakan pemilihan umum dan pemilihan presiden pada 2004 dan 2009. Di balik keberhasilan itu, masih ada isu-isu seperti korupsi dan Ahmadiyah yang harus diselesaikan Indonesia sebagai negara demokrasi," kata Stepan.

Dia menyebut nama empat tokoh yakni Prof. Dr. Nurcholish Majid (alm), KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Prof. Dr. Amien Rais dan Prof. Dr. Syafe'1 Maarif yang telah mendorong Indonesia menuju demokrasi. Menurut dia, rakyat Indonesia beruntung memiliki tokoh-tokoh sekaliber itu sehingga persoalan-persoalan yang dihadapi bangsa dan negara dicari jalan keluarnya dengan damai melalui sistem demokrasi.

Selain pelaksaan pemilu, Prof. Stepan juga menyebut tentang kebebasan pers yang terjamin di Indonesia. Terkait dengan kasus-kasus seperti korupsi dan Ahmadiyah, ia mengatakan," Negara melakukan kesalahan jika tidak mengambil tindakan untuk menyelesaikan korupsi, pembakaran rumah-rumah ibadah dan Ahmadiyah".

Pada bagian lain ia juga menyebut India dengan mayoritas penduduknya beragama Hindu yang berusaha menerapkan demokrasi dan sekuler. Negara-negara di Eropa dan Amerika Serikat yang mayoritas beragama Kristen juga menerapkan hal sama. Ia mengatakan pemerintah yang berkuasa di negara-negara tersebut memberikan bantuan bagi organisasi-organisasi yang dikelola oleh penganut agama yang berbeda seperti Kristen, Islam, Hindu, Budha dan Yahudi.

"Mereka menerima aspirasi dari beragam organisasi keagamaan. Toleransi di negara-negara demokrasi sangat memainkan peran penting," demikian Stepan.


Sumber: Waspada Online.

No comments:

Post a Comment

Silahkan meninggalkan komentar apapun. Terimakasih.