DENGAN langkah tegap dan senyum mengembang, Tifatul Sembiring memasuki pendopo Puri Cikeas, kediaman pribadi Presiden SBY. Pada pk. 15.30 WIB sore hari itu, Sabtu, 17 Oktober 2009, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mendapat giliran tes wawancara sebagai salah satu calon menteri dalam Kabinet Indonesia Bersatu periode 2009-2014.
Sedianya, ia dipanggil pukul 11.00 WIB, "tapi ditunda sampai usai makan siang," kata dia melalui SMS kepada VIVAnews.
Menurut sumber VIVAnews yang mengikuti dari dekat proses seleksi anggota kabinet, politisi kelahiran Bukit Tinggi Sumatera Barat, 28 September 1961 itu diplot untuk duduk di kursi Menteri Komunikasi dan Informatika.
***
Di Puri Cikeas itulah, pada hari Sabtu dan Minggu, Presiden SBY mengundang calon-calon menteri barunya untuk dia wawancarai, sebelum mengambil keputusan final. Sesudah diwawancarai, para calon diwajibkan ikut tes kesehatan pada 19 Oktober.
"Yang sudah kira-kira fixed baru ikut tes kesehatan," kata Ketua Tim Kampanye SBY-Boediono, Hatta Rajasa, menjelaskan proses seleksi.
Jumlah nama yang mesti diseleksi Presiden rupanya tak sedikit. Partai pendukung koalisi berebut memasukkan calon. Partai Persatuan Pembangunan (PPP), misalnya, mengirim sampai 17 nama. Belum lagi dari partai lain.
Kabinet nanti akan beranggotakan 34 orang. Dari jumlah itu, sejumlah portofolio akan diberikan kepada partai politik, seperti: Partai Demokrat, PAN, PKS, PPP, PKB, termasuk Golkar.
Para calon menteri yang terpilih akan dihubungi melalui telepon oleh Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa dan Menteri Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi. Sebelum dilantik, mereka diminta menandatangani Pakta Integritas. Kontrak politik ini disimpan Presiden. Apabila di tengah jalan terjadi pelanggaran kontrak, Presiden akan mencopot dan menggantinya.
***
Pengumuman resmi susunan kabinet akan dirilis Rabu, 21 Oktober 2009 depan. Namun, setelah menyusuri permainan tebak-tebakan yang selalu menjadi tradisi di setiap pembentukan kabinet, berikut adalah gambaran sementara yang diperoleh VIVAnews hingga Sabtu, 17 Oktober 2009.
Salah satu menteri lama yang tampaknya bakal bertahan di posisinya adalah Dr. Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan. Ia nyaris tak memiliki pesaing berarti. Satu-satunya calon pendamping Sri, adalah Anggito Abimanyu, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Departemen Keuangan yang lama bekerja bersama Boediono dan Sri Mulyani sendiri di tim ekonomi.
Sabtu siang kemarin, usai diwawancarai Presiden di Puri Cikeas, kepada wartawan Ani--nama panggilan Sri Mulyani--bahkan mengatakan SBY telah memintanya bergabung di kabinet. "Presiden mengarahkan dan menginstruksikan untuk meminta saya tetap mengabdi dalam kabinet Indonesia Bersatu 2009-2014," katanya. "Dalam portofolio ekonomi untuk tetap meningkatkan kinerja, dan hasil yang sudah baik dipertahankan."
Menurut Sri, Presiden berpesan supaya ia mendorong kegiatan ekonomi dengan titik berat pada kesejahteraan masyarakat seperti pembukaan kesempatan kerja, pengurangan kemiskinan, dan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.
Ia juga ditugasi menjaga kemampuan instrumen fiskal nasional supaya berdaya guna maksimal dalam menggerakkan roda perekonomian, termasuk untuk meningkatkan kemitraan publik-privat dan terciptanya sinergi pemerintah pusat-daerah yang lebih baik. Tak kalah beratnya, Presiden juga memintanya untuk menjaga citra Indonesia di forum-forum dunia seperti G20 maupun APEC.
Jadi Sri akan tetap menjadi Menteri Keuangan? "Biar Bapak Presiden yang menyampaikan," kata Sri diplomatis.
Menurut sumber VIVAnews, di posisi vital ini Sri akan didampingi oleh Anggito Abimanyu sebagai Wakil Menteri Keuangan. Sejumlah kalangan mencatat profil tim ekonomi ini cukup penting menentukan kebijakan ekonomi kabinet SBY lima tahun ke depan (lihat Jejak Mafia Berkeley di Tim SBY).
Adapun posisi Menteri Koordinator Perekonomian akan diduduki oleh Hatta Rajasa. Hatta adalah satu dari sedikit orang yang berada di lingkaran terdekat SBY. Pada pemilu lalu, ia tercatat sebagai Ketua Tim Kampanye SBY-Boediono. Namanya tertera dalam posisi atas daftar calon menteri yang diajukan oleh Partai Amanat Nasional.
Menteri ekonomi lain yang juga akan bertahan di posisinya adalah Dr. Mari Elka Pangestu."Saya ditugaskan agar pertumbuhan ekonomi tetap bisa dilanjutkan terutama di bidang perdagangan dalam negeri," kata Mari di Cikeas, Sabtu kemarin.
Sumber VIVAnews menyebutkan setidaknya ada sejumlah alasan utama kenapa Mari masih diincar SBY: kinerjanya di kabinet dinilai positif, dia doktor di bidang perdagangan internasional, perempuan, serta mewakili kaum Kristiani.
Kiprah puteri ekonom kondang Panglaykim ini memang telah mendunia. Ia sering dimintai pendapat oleh sejumlah lembaga keuangan internasional.
Di posisi ini, Mari akan didampingi Wakil Menteri Perdagangan Dr. Chatib Basri.
***
Di deretan "nama-nama baru," salah satu yang santer dinantikan pelaku pasar untuk masuk kabinet adalah Dr. Kuntoro Mangkusubroto. Sabtu kemarin, ia datang ke Cikeas pada pk. 12.45 sembari menenteng map biru. Ternyata, menurut Juru Bicara Presiden Andi Mallarangeng, ia datang bukan untuk diwawancarai sebagai calon menteri, tapi untuk menyerahkan laporan kepada Presiden.
Kata sumber VIVAnews, mantan Kepala Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi Aceh-Nias ini tampaknya tak akan berada di posisi Menko Perekonomian sebagaimana diharapkan banyak kalangan. Salah satu konseptor program 100 SBY-Boediono ini semula juga diusulkan untuk menduduki kursi Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara--satu portofolio yang paling bertanggungjawab melangsungkan reformasi birokrasi. Belakangan, posisi ini tampaknya akan diduduki oleh calon dari Partai Demokrat, E.E. Mangindaan.
Kans Kuntoro masuk kabinet tampaknya kandas sudah.
Yang lain adalah Marsekal (purn) Djoko Suyanto. Mantan Panglima TNI dan Wakil Ketua Tim Kampanye SBY-Boediono ini dikabarkan akan Menjabat Menko Politik, Hukum dan Keamanan, menggantikan Widodo AS. Seperti Sutanto, Djoko adalah teman seangkatan SBY di Akademi Militer. Bedanya, SBY di Angkatan Darat, Djoko di Angkatan Udara. Keduanya sama-sama angkatan 1973 dan menjadi lulusan terbaik.
Orang dekat Presiden yang juga disebut-sebut akan masuk kabinet adalah Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN), Prof. Joyo Winoto yang saat ini menjabat Kepala Badan Pertanahan Nasional. Joyo disebut-sebut akan menjadi Menteri Pertanian menggeser Anton Apriyantono. Joyo adalah salah satu dosen sponsor SBY saat mengambil program doktor di Institut Pertanian Bogor.
Satu "orang SBY" yang jarang kedengaran selama ini tiba-tiba melesat ke posisi sangat strategis dan bergelimang uang, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. Dia lah Darwin Zuhedy Saleh yang tak lain merupakan Ketua DPP Partai Demokrat Bidang Ekonomi dan Keuangan.
Selain itu, tentu saja ada nama Andi Mallarangeng, juru bicara presiden. Nama doktor politik ini dipasang sebagai Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga.
Dari kalangan muda, sempat tercatat nama Gita Wirjawan. Semula dijagokan untuk posisi Menteri ESDM dan Menneg BUMN, dia "terpental" ke luar kabinet. Ia disebut-sebut akan menduduki kursi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, lembaga pemerintah non departemen yang toh juga punya posisi cukup penting.
Saat ini Gita tercatat sebagai salah satu komisaris Pertamina. Presiden SBY kabarnya mulai kepincut, saat Gita membantu mengatur pertemuan SBY dengan Presiden Meksiko Felipe Calderon, yang tak lain merupakan karib Gita saat kuliah di Universitas Harvard, AS.
Sumber: Viva News.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Silahkan meninggalkan komentar apapun. Terimakasih.